Zakat Maal

Zakat mal (harta) menurut syara’ adalah nama dari sejumlah harta yang tertentu yang diberikan kepada golongan tertentu dengan syarat-syarat tertentu. Dinamakan zakat, karena harta itu akan bertambah (tumbuh) disebabkan berkah dikeluarkan zakatnya dan do’a dari orang-orang yang menerimanya.

Dalam kitab Fathul Mu’in disebutkan zakat mal (harta benda) yaitu zakat yang di keluarkan dari harta benda tertentu misalanya emas, perak, binatang, tumbuhan (biji-bijian), dan harta perniagaan

Dasar hukum tentang zakat Mal adalah firman Allah Swt dalam surat At-Taubah ayat 103:

خُذْ مِنْ اَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيْهِمْ بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْۗ اِنَّ صَلٰوتَكَ سَكَنٌ لَّهُمْۗ وَاللّٰهُ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ

Artinya :

“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan, mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”. (Q.S At-Taubah: 103)

Sebagaian ulama sepakat bahwa syarat-syarat wajib zakat mal (zakat harta) adalah sebagai berikut

  • Islam

Bagi orang yang berzakat wajib beragama Islam. Dan zakat itu adalah tidak wajib bagi orang kafir asli, dan adapun orang murtad, maka menurut pendapat yang shalih, bahwa harta bendanya di berhentikan (dibekukan dahulu), maka jika ia kembali ke agama Islam (seperti sedia kala), maka wajib baginya mengeluarkan zakat, dan jika tidak kembali lagi Islam, maka tidak wajib zakat.

  • Baligh dan berakal

Maka anak kecil dan orang gila tidak diwajibkan membayar zakat, tetapi dibayarkan oleh wali yang menanggungnya. Begitu juga dengan anak yatim yang masih kecil.

  • Merdeka

zakat itu tidak wajib bagi budak. Adapun budak muba’ah (budak yang separuh dirinya sudah merdeka), maka wajib baginya mengeluarkan zakat pada harta benda yang dia miliki, sebab sebagian dirinya merdeka.

  • Milik Penuh

Harta tersebut berada dalam kontrol dan kekuasaanya secara penuh, dan dapat diambil manfaatnya secara penuh. Harta tersebut didapatkan melalui proses pemilikan yang dibenarkan menurut syariat Islam, seperti: usaha, warisan, pemberian negara atau orang lain dan cara-cara yang sah. Sedangkan apabila harta tersebut diperoleh dengan cara yang haram, maka zakat atas harta tersebut tidaklah wajib, sebab harta tersebut harus dibebaskan dari tugasnya dengan cara dikembalikan kepada yang berhak atau ahli warisnya.

  • Sudah mencapai Nishab

Maksudnya harta tersebut telah mencapai jumlah tertentu sesuai dengan ketetapan syara’. sedangkan harta yang tidak sampai nishabnya terbebas dari zakat.

  • Sudah mencapai genap satu tahun (Al-Haul)

Maksudnya adalah seandainya kurang dari satu tahun maka tidak ada kewajiban mengeluarkan zakat. Persyaratan ini hanya berlaku bagi ternak, harta simpanan dan perniagaan. Sedang hasil pertanian, buah-buahan dan rikaz (barang temuan) tidak ada syarat haul.

Diantara salah satu syarat zakat mal adalah baligh dan berakal. Maka anak kecil dan orang gila tidak diwajibkan membayar zakat. Karena orang gila dan anak kecil termasuk orang-orang yang terbebas dari hukum, sebagaimana sabda Rasulullah SAW dalam haditsnya,

رُفِعَ الْقَلَمِ عَنْ ثَلاَثَةٍ عَنِ النَائِمِ حَتَى يَسْتَيْقَطَ وَعَنِ الصَّبِيِ حَتَّى يبْلُغَ وَعَنِ الْمَجْنُوْنِ حَتَّى يَفِيْقَ

Artinya:

 “Hukum dibebaskan atas tiga hal yaitu orang yang tidur sampai dia bangun, anaka kecil samapai dia dewasa dan orang gila sampai dia waras”. (H.R Abu Daud).